Mendapatkan anak pertama yang cantik, berwajah
bulat, dan lucu, serasa menghapuskan rasa lelah yang dirasakan pada saat
mengandungnya. Yang tertinggal adalah
pemulihan kembali setelah operasi caesar.
Ibu dan bayi Sumber: iconO.com, Pexels.com |
Pemulihan
setelah operasi caesar dan belajar untuk mengasuh anak sendiri
Masa pemulihan
Setelah operasi caesar, saya harus belajar kembali, belajar untuk berbaring menghadap kanan, belajar berbaring menghadap kiri, belajar untuk duduk. Bagi orang yang sehat, semua hal tersebut dapat dilakukan dengan mudah. Namun, bagi seorang ibu yang baru beberapa hari melakukan operasi caesar? Hal itu merupakan perjuangan yang cukup berat! Namun, jika tidak berlatih, maka luka jahit bekas operasi akan menjadi kaku, tentunya akan menyulitkan ibu untuk bergerak. Hal ini karena luka operasi berada pada daerah lipatan di bawah perut!Setelah bisa duduk dengan baik, maka saya pun mulai belajar berjalan dan mandi sendiri. Hal yang awalnya agak sulit dilakukan, tetapi harus saya latih terus, agar terbiasa! Saya pun mulai berlatih berjalan, dari jendela rumah sakit di lantai 3, terlihatlah lalu lintas jalan yang dipenuhi oleh mobil yang tak pernah berhenti. Wow, ternyata begitulah aktivitas saya sehari-hari ketika masih sibuk bekerja, termasuk salah satu dari memadati arus lalu lintas ini!
Untuk mengisi waktu, saya juga berjalan-jalan ke
kamar bayi untuk melihat bayi-bayi yang berada disana, yang salah satunya bayi
cantik kami. Pada masa ini mulailah
mencoba untuk lebih mendekatkan diri dengan bayi kami, serta lebih
memperhatikan tentang perawatan bayi. Di
rumah sakit, bayi lebih banyak dirawat oleh perawat bayi, sambil saya berusaha
untuk memulihkan kesehatan diri.
Tibalah waktunya untuk pulang ke rumah,
sebelumnya perawat menanyakan, apakah bayi saya akan dikhitan dan
ditindik? Setelah membicarakan hal
tersebut dengan suami, maka suami pun menyetujui hal tersebut. Setelah selesai, maka kami pun bersiap
pulang bersama kakak ipar. Disepakati
untuk sementara kami akan tinggal di rumah mertua dahulu, sampai kondisi memungkinkan. Tempat tidur bayi sudah disiapkan di kamar
yang akan kami tempati di bagian depan rumah mertua.
Terbiasa tidur di ruangan perawatan di rumah
sakit, agak membingungkan bagi saya ketika tinggal di rumah mertua, sehingga
perlu penyesuaian diri kembali, terlebih dengan kehadiran bayi kami. Di malam hari, bayi kami bangun setiap jam
sekali untuk minum ASI (Air Susu Ibu), yang berarti berkurangnya waktu
istirahat saya sebagai ibu. Esok paginya,
tiba waktunya memandikan Rahmi, namun suami dengan sigap memandikan puteri kami
untuk pertama kalinya. Saat itu, saya
masih merasa takut dan khawatir jatuh, kalau memandikan Rahmi.
Merawat anak pertama yang baru lahir dan penyesuaian diri di rumah mertua
Saya perhatikan cara suami memandikan Rahmi
dengan seksama, tentunya saya tidak dapat mengandalkan suami selamanya,
bukan? Sedangkan membersihkan tali pusat
Rahmi serta memakaikan popok dan baju, saya lakukan sendiri. Ternyata ada masalah baru, saya terbiasa
sarapan di pagi hari, sebelum pukul 7 pagi, apalagi harus memberikan ASI agak
sering, tentunya membuat cepat lapar.
Sedangkan mertua terbiasa sarapan pagi pukul 8 pagi, aduh perut saya
jadi terasa perih, mau sarapan lebih dulu, nggak enak dengan mertua!
Begitu juga dengan saatnya makan siang, mertua
terbiasa makan siang pukul 1 siang, tetapi saya sudah lapar pada pukul 12
siang. Hal seperti ini sangat mengganggu
bagi saya, karena harus menahan lapar, sementara jadual menyusui agak sering,
karena Rahmi sering merasa lapar. Ketika
suami pulang bekerja, maka saya utarakan hal tersebut. Sebagai solusi, maka suami menyimpan makanan
di kamar, agar dapat saya makan, menjelang saatnya jadual makan bersama,
selesailah satu masalah, tanpa menjadi masalah besar!
Tinggal di rumah mertua, maka saya harus
menyesuaikan diri dengan kebiasaan yang ada.
Karena ketika malam, saya sering bergadang untuk memberikan ASI kepada
Rahmi, tentunya pada saat pagi hari, saya menjadi mengantuk. Suami pun meminta saya, pada saat pagi hari
untuk keluar sebentar dan ikut nimbrung menonton TV bersama mertua sejenak, dan
jika Rahmi menangis bisa kembali ke kamar untuk beristirahat.
Setelah memberikan ASI ke Rahmi, saya pun
berbaring sejenak, rasanya nyaman dapat berbaring sejenak, karena bayi cantik
ini rewel hanya ketika haus, popoknya basah, karena buang air kecil (BAK) atau
buang air besar (BAB), atau pun ketika mengantuk, selebihnya dengan tenang dia
pun tertidur. Tali pusat Rahmi lepas
pada saat ia berumur 11 hari, pada saat itu pula ia diajarkan untuk
tengkurap. Namun, ketika di letakkan
dalam posisi tengkurap, dengan segera dia membalikkan dirinya ke posisi telentang
sambil menangis.
Pakdenya yang melihat hal itu
menggeleng-gelengkan kepala, sambil bilang.”Wah, ini anak pasti keras kepala!”
Saya yang ikut melihat polah Rahmi, ikut tertawa, karena dia berhasil
membalikkan tubuhnya dengan usahanya sendiri!
Rahmi tidak suka digendong dalam posisi tidur, ia akan menangis, tetapi
ia akan senang digendong dalam posisi berdiri!
Pada saat itu, ia akan menegakkan kepalanya! Wah, dia benar-benar sudah mau melihat dunia
luas! Matanya akan memandang tajam ke
orang yang ada di sekitarnya, seperti benar-benar ingin mengenal orang di
sekitarnya!
Rahmi juga bayi yang tak sabaran (tentu saja, dia kan, masih bayi?), terlebih
kalau lagi haus, tak peduli kalau bundanya masih belum siap memberikan ASI, ia
akan menangis keras! Seringkali ketika
ia sudah dimandikan, dan sedang dipakaikan popok dan bajunya, ia buang air
kecil dan membasahi popok dan bajunya kembali.
Terpaksa saya mengulang urutan memakaikan baju dan popok padanya,
akibatnya, waktu pemberian ASI pun tertunda, wow, ia akan menangis keras
sekali! Alhamdulillah tidak ada komentar
dari mertua, karena tangisan Rahmi ini!
Kalau tidak, tentunya saya akan stress sekali!
Mungkin masa inilah yang rentan dihadapi oleh
ibu menyusui sebagai ‘baby blues’. Masa
ketika ibu muda lelah mengurus bayinya yang baru lahir, tetapi kurang dukungan
dari suami, serta keluarganya, bahkan di ‘nyinyiri’ oleh orang di sekitarnya.
Suami dan keluarga selalu mendukung saya, hal
ini yang diperlukan oleh ibu yang baru memiliki bayi. Sehingga ‘ibu baru’ dapat
mengatasi rasa lelahnya, dengan rasa bahagia memiliki anak yang mendominasi. Yah, rasa syukur dan bahagia, tentunya dapat
mengatasi rasa lelah, terlebih bayi sangat tergantung kepada ibunya, apapun
yang terjadi!
Rahmi sangat rentan kalau dibawa keluar rumah,
ia akan masuk angin dan mencret-mencret, bingung juga saya, teringat pada saat
hamil, saya sering menderita masuk angin.
Kami jadi jarang mengajak Rahmi keluar rumah berjalan-jalan, kalau pun
keluar rumah, ia akan diberikan pakaian yang tertutup agar tidak masuk angin!
Sampai suatu saat, Rahmi diajak renang ke sebuah
sports center, saya sebagai ibunya
cukup waswas, khawatir ia akan masuk angin lagi. Maka sebelum renang, saya oleskan minyak
tawon ke seluruh tubuhnya! Jadilah,
Rahmi berbau khas minyak Tawon!
Alhamdulillah, esoknya Rahmi tak lagi masuk angin!
#Day7
jadi inget pertama tinggal sama mertua juga merasa sungkan kalau makan duluan, tapi sekarang mah makan sesuka hati aja mau jam berapa aja hehehe. Anak pertama memiliki kenangan sekali ya mba :D berbeda dengan anak kedua dan seterusnya
ReplyDeletewah anak pertama ya mba, tentu pengalaman yg luar biasa menyenangkan ya walau cape. lahiran di RS mana mba? Kalo saya ko ngga ditawari khitan dan tindik ya sama RS? apa karena bayi saya sakit kuning dan dirawat ya? jadinya bayi saya ngga ditindik sampe sekarang udah 7 bulan. sayanya udah cape bolak balik RS nya . gpp deh nanti pakai hijab kan
ReplyDeleteHehe, iya mbak, selain makan utama, busui itu mending stok camilan juga, apalagi ada jadwal makan sama mertua gitu... Saya aja yang enggak ada jadwal sama siapa2 kadang suka telat makan... Gara-gara menyusui lah, gara-gara bayi rewel lah... Supaya enggak pusing, sambil diganjel cemilan dulu...
ReplyDeleteSehat selalu ya Rahmi sayang...
ReplyDeleteSaya juga baru punya anak satu. Jadi masih bisa merasakan semua perasaan Mbak itu. Hehehe... maklum ya anak pertama itu bawaannya gimanaa... Gitu...
Semangat mom... Aku dulu juga pernah lahiran dirumah mertua. Dan rasanya tu sebaik apapun mertua kita tetep aja ada rasa nggak enaknya. Kitanya lagi kikuk dengan tanggung jawab baru, dengan kondisi tubuh yang nggak fit eh masih harus menyesuaikan ini itu sama mertua. Semoga semua segera terlewati ya mom.. semangatttt
ReplyDeleteMeskipun lelah, tapi pasti senang dan seru ya punya anak pertama. Semuanya serba belajar. Sama kayak saya dulu Mbak, pas baru punya anak pertama, tinggal di rumah mertua, jadi harus menyesuaikan juga :).
ReplyDeleteSehat selalu ya Dek Rahmi. Duh bahagianya.
ReplyDeleteKalau saya Mba, entah kenapa, sungkan tinggal sama mertua. Awal melahirkan malah pindah ke rumah orangtua saya.
Anak pertama itu memang kebahagiaan yang luar biasa ya untuk keluarga. Rasanya happy terus meskipun capek
ReplyDeleteSelamat mbak, untuk kelahiran putrinya. Punya anak apalagi yg pertama pasti terkesan bgt dengan pengalamannya.. Aku dulu yang belajarnya agak lama cara memandikannya. Soalnya masih takut2 gitu...
ReplyDeleteMenjadi ibu baru rasanya nano nano ya mbak..
ReplyDeleteTapi semua perjalanan itu akan terasa membahagiakan saat kita biaa melihat wajah anak
Baca-baca ini jadi inget masa-masa baru punya anak 1, 17 tahun lalu. Duh, masa-masa melelahkan namun menyenangkan. Sehat-sehat ya bunda dan anaknya :)
ReplyDeleteMashaAllah~
ReplyDeleteSeneng banget...ada sang pelipur lara.
Salut banget perjuangan para Ibu saat hamil, melahirkan hingga membesarkan.
Pasti banyak kisah yang akan diukir di blog ini yaa...ke depannya bersama si cantik, Rahmi.
Barakallahu fiikum~
Bahagia sekali ya mom pengalaman pertama menjadi ibu. Mulai dari hamil, proses persalinan yg mendebarkan hingga sensasi pasca melahirkan. Sangat beruntung ada support dan perhatian dari suami serta mertua
ReplyDeletebahagia banget ya Mom jadi Ibu, sehat selalu ya Buat Mom dan ananda
ReplyDeleteMenjadi ibu baru memang membutuhkan tenaga yang super ya mba apalagi kalo setelah melahirkan sesar dan jahitan belum kering perlu tenaga yang lebih lagi
ReplyDeleteKok aku jadi ingat saat melahirkan anak pertamaku. Menjadi orang tua baru dan belajar beradaptasi dengan peran baru juga yac bun...
ReplyDeleteRumah juga serasa berwarna dengan kehadiran anak ya mba. Aku lagi menunggu sang buah hati juga. Excited banget pastinya bermain dengan anak.
ReplyDeletePengalaman mengurus anak pertama memang merupakan pengalaman yang amat berkesan ya mbak, tak terlupakan... rasanya nano-nano deh apalagi kalo tinggal di rumah mertuaa...
ReplyDeleteanak pertama memang selalu menjadi awalan ya, belajar banyak hal juga saat memiliki anak pertama.
ReplyDelete