1. Merancang pernikahan bersandar kepada Sang Maha Kuasa
Pernikahan Sumber: Clive Einstein, Pixabay.com |
Beberapa pertanyaan timbul, mengapa pernikahan
harus dirancang? Bagaimana cara
merancangnya? Sejauh mana kita dapat
merancang pernikahan?
Yup, kita akan menjawab semua pertanyaan
satu-persatu!
A. Mengapa
pernikahan harus dirancang?
Satu pertanyaan yang harus dijawab adalah mengapa pernikahan
harus dirancang? Tentunya pernikahan
harus dirancang, bukan khusus merancang materi saja, tetapi yang terpenting
adalah non-materi.
Non-materi? Apa maksudnya?
Tentunya pernikahan akan terjadi jika ada ke-2 calon pengantin, betul,
bukan? Nah, ini masalahnya, untuk
menjadi keluarga yang sakinah ma waddah wa rahmah, tentunya para wanita
memerlukan pria pendamping yang dapat membimbing dalam kebaikan menuju
kebahagiaan dunia dan akhirat.
Pria yang memiliki dasar pengetahuan dan pemahaman, serta
pengamalan agama yang baik akan mampu membimbing pasangannya mengarungi bahtera
pernikahan. Tentunya dasar
B. Cara merancang pernikahan/tips memilih jodoh yang tepat
Cara merancang pernikahan/tips memilih jodoh yang tepat, yaitu:
1) Pastikan
kita memiliki niat yang benar
Niat yang benar akan menentukan kelancaran jalannya pernikahan
kelak.
Seperti yang tercantum pada Hadits Bukhari Muslim berikut:
“Sesungguhnya amalan itu tergantung
niatnya, dan sesungguhnya setiap orang mendapatkan sesuai apa yang diniatkan,
barang siapa yang hijrahnya kepada Allah dan Rasul-Nya maka hijrahnya kepada
Allah dan Rasul-Nya, dan barang siapa yang hijrahnya karena dunia yang akan
didapatkan atau wanita yang akan dinikahi maka hijrahnya sesuai dengan apa yang
dia niatkan.” (HR. Bukhari Muslim)
Jika kita memiliki niat menikah karena Allah, maka Allah akan
mendekatkan dengan calon pasangan yang memiliki niat sama pula.
Hal ini dibuktikan dengan ketika saya bertemu dengan suami saat
masih menjadi calon suami.
Calon pasangan saya pernah berkata kepada papanya, bahwa ia
hendak menikah dengan gadis berhijab.
Di lain kesempatan dan lain waktu, papi saya almarhum pernah
bertanya kepada saya, mengenai keinginan saya berhijab (pada saat itu masih belum
berhijab). “Bagaimana kalau mau
menikah?” tanya beliau kepada saya.
Saya jawab saat itu dengan ringannya,”Yah, cari suami, yang
mencari istri yang berjilbab, dong!”
Nah, percakapan 4 orang berbeda dan beda keluarga pula dengan
satu niat tersebut, mempertemukan kami dalam satu mahligai pernikahan.
2) Pastikan
bahwa kita adalah wanita yang sholehah atau sedang berubah menjadi sholehah
Mencari jodoh tidak semudah membalikkan telapak tangan, maka
untuk mendapatkan jodoh yang terbaik, maka kita harus meningkatkan kualitas
diri.
Meningkatkan kualitas diri dengan cara meningkatkan ibadah. Hal
ini, seperti menunaikan shalat lima waktu, ditambah dengan shalat sunnah,
shalat Tahajud, shalat Dhuha, baca Al Qur’an, serta mengikuti
pengajian-pengajian yang menambah wawasan agama.
Semua hal ini kita lakukan untuk meningkatkan kualitas diri,
selain menambah ilmu tentang manajemen, psikologi, dan lain-lain. Pengetahuan-pengetahuan yang kita pelajari
ini, akan menambah pengetahuan dan wawasan kita dan akan bermanfaat dalam
kehidupan berkeluarga kelak.
3) Berusaha
memantaskan diri sehingga layak mendapatkan jodoh yang sholeh
Memantaskan diri dengan calon jodoh adalah satu hal yang sering
dikatakan oleh Mario Teguh dalam sesi motivasinya.
Tentunya kita akan mencari jodoh yang ‘pantas’ untuk kita.
‘Pantas’ itu dalam arti jika berkomunikasi dengan pasangan, maka
komunikasi akan lancar.
‘Pantas’ itu dalam arti memiliki pengetahuan dan wawasan yang
seimbang. Kalau pun tidak, maka kedua pasangan akan saling memahami dan
menerima kelebihan dan kekurangan masing-masing, dan ke ‘pantas’ an lainnya.
4) Kenali
calon suami dengan baik
Sebelum menikah, maka kita harus mengenali calon suami kita
dengan baik.
Bagaimana cara mengenali calon suami?
a)
Kenali dari sahabat
baiknya
Perilaku seseorang bisa dilihat dari perilaku sahabat
baiknya. Biasanya orang bersahabat,
karena kesamaan pandangan dan perilaku, bukan?
Jika sahabatnya sholeh dan hanya berkata dengan perkataan baik,
serta memiliki pandangan dan wawasan luas, tentu sahabatnya tidak jauh berbeda,
bukan?
Hal itu pula yang saya lakukan dalam mencari jodoh, sahabat baik
calon suami adalah teman kerja yang saya ketahui baik ibadah dan sikapnya.
Alhamdulillah, point ini telah saya buktikan sendiri, bahwa
sahabat memiliki kesamaan pandangan dan sikap.
Seorang yang baik akan memiliki sahabat yang baik pula.
b) Kenali
dari kegiatan ibadah agamanya
Biasanya orang yang sholeh, rajin dalam melaksanakan kegiatan
ibadahnya. Tetapi bila orang tersebut rajin melaksanakan kegiatan ibadah
agamanya, tetapi tidak sholeh, berarti orang tersebut baru pada tahap rajin
melaksanakan kegiatan agama. Dia belum
masuk pada tahap mengamalkan kegiatan agama yang dipahaminya.
Jadi, saya pilih calon suami yang melaksanakan kegiatan agama
dengan baik, luas pengetahuan dan wawasan, serta mengamalkan ilmu yang
dimiliki.
c) Kenali
dari kata-kata yang biasa dikeluarkan
Calon suami yang sholeh, hanya akan mengeluarkan kata-kata yang
bermanfaat.
d) Kenali
dari siapa keluarganya
Kita dapat meminta bantuan teman atau saudara kita untuk mengetahui
tentang keluarga calon suami kita.
5) Meminta
kepada Allah jodoh yang sholeh
Hal ini merupakan yang utama dalam hal mencari jodoh untuk
mendapatkan pernikahan yang sakinah ma waddah wa rahmah dan keturunan yang
sholeh dan sholehah.
Satu hari saya dipanggil oleh Direktur Utama ke ruangannya. Dalam hati bertanya-tanya apa gerangan yang
membuat beliau meluangkan waktu untuk saya?
Ternyata beliau menanyakan kepada saya, apakah saya sudah
mempunyai calon pasangan? Saya jawab,
belum kepada beliau. Kemudian beliau
menceritakan tentang pengalamannya bertemu dengan isteri beliau, dan pada
akhirnya beliau mengajarkan sebuah do’a untuk mencari jodoh. Do’a inilah yang kemudian saya praktekkan
dalam shalat Tahajud, Hajat dan Istikharah untuk mencari jodoh yang terbaik.
“Ya, Allah pertemukanlah aku dengan jodohku yang terbaik bagi
diriku, agamaku, bangsaku dan negaraku.
Dekatkanlah ia, jika ia baik bagiku, dan jauhkanlah ia, jika ia buruk
bagiku.”
Yah, begitulah, orang yang bukan jodoh kita, perlahan-lahan akan
menjauh. Akan tetapi sebaliknya yang
merupakan jodoh kita, jalan menuju pernikahan akan terbuka luas dan dimudahkan
oleh Allah SWT.
6) Bergaul
dengan orang yang sholeh dan sholehah
Ketika bergaul dengan orang yang sholeh dan sholeh, disadari
atau pun tidak maka sikap dan perilaku kita akan lebih terjaga.
7) Rajin
mengikuti kegiatan keagamaan
Dengan rajin mengikuti keagamaan, maka kita akan bertemu dengan
orang-orang yang baik, atau pun yang ingin berubah menjadi lebih baik. Hal ini akan mendorong kita akan menjadi
pribadi yang lebih baik.
8) Berbakti
kepada orang tua dan meminta di do’akan agar mendapat jodoh yang sholeh
Do’a orang tua sangat penting bagi kelancaran dan kemudahan
hidup kita. Do’a orang tua, terutama ibu tentang kebaikan akan diijabah atau
dikabulkanlah oleh Allah.
9) Meminta
jodoh kepada Allah dengan sungguh-sungguh
Meminta jodoh kepada Allah dengan sungguh-sungguh. Hal ini saya lakukan dengan melaksanakan
shalat Tahajud, shalat Hajat dan shalat Istikharah di malam-malam panjang saat
bermunajat kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala (SWT). Diiringi dengan untaian do’a yang mengalir
memohon jodoh yang sholeh, karena jodoh yang sholeh, akan juga menentukan
keturunan yang sholeh ataupun sholehah, Aamiin.
#Blogjadibuku
#Day1
Subhanallah rencana dan keinginan kita sebagai manusia ya mbak, tapi tidak denganku saat ini, . . . Semua di luar rancangan
ReplyDeleteMasha Allah, pas banget bacaannya buat yuni yang sedang ikhtiar memperbaiki diri dan berharap segera bertemu jodoh ini. Hehehehe
ReplyDeleteSubhanallah mbak.. artikelnya bermanfaat sekali. Setuju mbak, menikah harus diniatkan untuk ibadah kepada Allah SWT. Pada prosesnya selain kita mencari pasangan yang baik, kita pun harus terus memperbaiki diri sendiri juga. Dan ketika sudah dipertemukan dengan jodoh kita, kita harus mau menerimanya baik kekurangan maupun kelebihannya.. Aamiin..
ReplyDeleteSubhanallah membaca ini aku jadi tercerahkan, terima kasih untuk tipsnya mbak. Kadang kita sebagai manusia maunya yang terbaik, tapi lupa memantaskan diri. Noted banget untuk aku.
ReplyDeleteIde tulisan yang menarik ini mbak eva. Tentang pernikahan dan tips tipsnya. Ditunggu tulisan berikutnya
ReplyDeleteAlhamdulillah saya termasuk orang yang melaksanakan beberapa point tulisan di atas Mbak. Memang jodph adalah rahasia Allah, tetapi kita harus tetap berikhtiar untuk menemukannya dengan jalan kebaikan. Menginspirasi sekali tulisannya, makasih.
ReplyDeletepernikahan yang Insya Allah sekali seumur hidup memang membutuhkan campur tangan Allah untuk dapat memberikan jodoh terbaik menurut kehendakNya...dan kita harus ikhlas menerima yang terbaik menurut Allah
ReplyDeleteBagus sekali tipsnya mba, semoga mereka yg sedang mencari jdoh dimudahkan ya
ReplyDeleteTerimakasih tips dan sharingnya Mba. Jodoh juga bisa jadi cerminan kita ya Mba. Semoga yang sedang mencari jodoh diberikan jodoh terbaiknya.
ReplyDeletePengalaman hidup mengajarkanku bahwa jodoh benar-benar memang harus diseleksi dan direncanakan. Karena banyak kejadian pada orang-orang terdekat, bahwa cinta saja memang tidak cukup untuk membahagiakan. Apalagi fakta tidak bisa dipungkiri bahwa hidup butuh materi. Kalau hanya cinta tanpa usaha, lama-lama cinta itu akan pudar dengan sendirinya.
ReplyDeleteIlmu yang sangat bermanfaat, Mbak. Semoga yang belum bertemu jodohnya segera mendapatkan jodoh terbaik setelah membaca ini. Aamiin.
ReplyDeleteDulu saya pernah diberitahukan sama orang tua kl ingin mendapatkan suami yang baik maka saya harus memperbaiki diri dulu menjadi baik, insya allah mendapatkan jodoh terbaik. karena lelaki yang baik untuk perempuan yang baik.
ReplyDeleteBener semua ini yang disampaikannya. Salah satu ikhtiar mendapatkan jodoh terbaik adalah dengan memantaskan diri. Sekarang saya sudah menikah dan memilih jodoh saya sendiri, semoga kami dan kita bisa berjodoh hingga ke akhir nanti
ReplyDeleteMemilih pasangan yang sholeh itu memang nomer satu untuk saya :D Alhamdulillah sudah mendapatkan satu sekarang hehe
ReplyDeleteNah, aku setuju banget dengan artikel ini. Tapi kalau kasusnya duka pandangan pertama terus lgsg nikah ga lama kemudian gimana ya? Tahap pengenalannya minim sekali
ReplyDeleteKalau aku belum bisa seh ikutan pandangan pertama terus nikah, harus dulu paham seenggak kenal dulu beberapa bulan. Soale banyak pengalaman teman yang nikah baru kenal lalu bermasalah setelahnya.
ReplyDeleteBaca artikelmu mba tercerahkan dlu saya pas milih jodoh maunya yang muluk2 cakep kaya sampe gk lihat diri sndiri dah baik atau blum tapi alhamdulilah dpet jodoh akhirnya yang baik walaupun gk kaya heheh
ReplyDeleteSetuju dengan artikelnya. Karena berumah tangga tujuannya untuk seumur hidup, jadi harus mengenal dan dipersiapkan dengan baik. Ikhtiar dengan memperbaiki diri & juga berdo'a sama Allah SWT.
ReplyDeleteAku senang mbak dengan hal yang harus diperhatikan sebelum menikah, salah satunya adalah kenali calon suami. Sehingga kelak dapat menerima segala kekurangannya.
ReplyDeletePernikahan adalah ibadah sepanjang hayat..
ReplyDeleteTentu harus direncanakan dgn matang
Artikel yang inspiratuf mbak Eva. Memang jodoh mesti diikhtiarkan sehingga orang yang soleh atau solehah yang didapatkan. Lebih jauh keturunan soleh dan solehah pun akan tercapai.
ReplyDeletePas banget nih daku baca artikel ini, soalnya memang sedang dalam memantaskan diri juga, semoga Allah SWt memudahkannya, aamiin
ReplyDeleteUntuk mengenal calon suami memang harus sebelum ada pernikahan. Dan perencanaan dalam pernikahan memanng harus dirancang dengan baik agar budget yang kita mimiliki cukup untuk memadai
ReplyDeletenice artikel mbak, tapi kalau aku selalu minta jodoh yang terbaik menurut Allah SWT
ReplyDeleteIni ikhtiar untuk mendaptkan jodoh yang sesui kebutuhan kita ya mbak :)
ReplyDeleteyap karena untuk dapat jodoh terbaik bukan hanya berpasrah diri tapi mengusahakan yg terbaik. cara awalnya perbaiki diri dulu sebab jodoh baik untuk orang baik, katanya
ReplyDeleteSatu hal yang kerap dilupakan orang, yaitu betusaha memantaskan diri. Dengan artikel ini, semoga yang belum berjodoh, segera menemukan jodohnya.
ReplyDeleteSatu pedoman yang sejak dulu saya pegang adalah: orang baik akan dipertemukan dengan orang baik pula, dan begitu juga sebaliknya.
ReplyDeletePun memilih jodoh yang sekufu pun selaras dengan pedoman orang Jawa yang memilih sesuai bibit, bebet, dan bobot.
Pada akhirnya, benar, semua kita sandarkan pada YME.
bikin planning seperti membuat mind mapping hidup yang akan datang.
ReplyDelete"trajin mengikuti keagmaan " merupakan godaan besar dalam hidup. malas jadi teman di difikiran, merasa pintar dengan kesedikitan ilmu yang baru saja dimiliki
Langsung galau sejak baca judulnya, makin galau baca paragraf pertamanya... Pas banget lagi butuh bacaan yang seperti ini.
ReplyDeleteMeski singkat tapi dalam pemahamannya... terimakasih mba, terimakasih banyak, artikel ini membantu banget...
Selain bibit bebet bobot, aku sih percaya siapapun jodohku adalah yang terbaik menurut Allah SWT :)
ReplyDeleteDirancang berarti direncanakan. Sesuatu yang direncanakan dengan baik, insyaallah hasilnya juga baik. Meskipun semua tak lepas dari kuasa Tuhan. Saya setuju banget bahwa bagaimanapun pernikahan harus dirancang, supaya kedepannya berjalan dengan baik dan tidak menimbulkan penyesalan.
ReplyDeleteMasyaAllah betul banget Mbak, karena menikah adalah ibadah seumur hidup jadi benar-benar harus melibatkan Allah di setiap prosesnya, termasuk dalam memilih jodoh dan mempersiapkan diri sebelum pernikahan.
ReplyDeleteMasyaAllah. Seni memantaskan diri ini juga sedang saya lakukan, sebagai bentuk ikhtiar menjemput jodoh terbaik. Mohon doanya ya mbak semoga saya segera dipertemukan jodoh sholeh pilihan Allah. Terima kasih buat tulisan yang kembali memantapkan saya jadi pribadi lebih baik.
ReplyDeleteArtikelnya mencerahkan. Sangat bermanfaat Mba. Aku share ke teman-temanku yang lain ya Mba. Biar bermanfaat bagi semua.
ReplyDeleteIbu saya mengingatkan bahwa Allah sudah berfirman, laki-laki yang baik itu untuk perempuan yang baik. Nah, betul kata mbak eva, kalau mau dapat yang baik ya kita harus memperbaiki diri dan memantaskan diri bersanding dengan laki-laki baik tadi (sholeh). Gitu kan ya mbak?
ReplyDeleteMakasih mba sharingnya, pas banget buat aku yang masih menanti jodoh, masih berusaha jadi pribadi yang sholehah, doakan ya mba biar bertemu jodohku akhir tahun 2019 atau 2020, aamiin
ReplyDeleteSemoga yang sedang mencari jodoh disegerakan, dimudahkan. Terima kasih sharingnya mba
ReplyDeleteTulisan yang sangat bermanfaat. Tidak saja bagi mereka yg sedang berikhtiar menjemput jodoh, tapi juga untuk saya.
ReplyDeleteJadi teringat perjuangan memantaskan diri menjadi sosok salihah. Semoga sampai saat ini saya pun masih salihah :) Mengingat jodoh saya sih kata orang-orang adalah sosok yg salih. Insyaallah
Semoga yang sedang berikhtiar menemukan jodphnya segera mendapatkan jodoh yg terbaik..
ReplyDeleteSelalu ikhtiar dalam mencari pasangan, mencari bibit-bobot yang baik bagi dunia dan akhirat.
ReplyDeleteSaya salfok ke kisah jodoh Mbak Eva, tentang niat yang benar. Di mana percakapan 4 orang berbeda dan beda keluarga pula dengan satu niatan, mempertemukan Mbak dan suami dalam satu mahligai pernikahan. Masya Allah, rahasia jodoh itu memang ya..
ReplyDeleteSemoga Sakinah Mawaddah Warahmah selalu ya Mbak Eva dan suami
Can't agree more mbak Evalina. Apalagi poin untuk bisa memantaskan diri demi mendapat jodoh yang pantas.karena emang orang baik Juga InsyaAllah dijodohkan dengan orang yg baik pula. MasyaAllah
ReplyDeleteYang pasti lurus niatnya ya mbak, kadang di beberapa kasus yang saya temui, bagi mereka memantaskan diri hanya berlaku sebelum menikah dan setelahnya ibadah dan akhlaknya kembali ke semula..nauzubillah min dzalik
ReplyDeletesaya memantaskan diri sehingga alhamdulillah dijodohkan dengan orang yg baik. sempat cemas...bisa gak yaa punya suami yg sholeh. saya pengen anak2 punya figur untuk dijadikan contoh
ReplyDeleteTulisannya jadi mengajak buat flashback mengingat apakah saya dulu sudah melalui semua step-stepnya :D
ReplyDelete