Masa Kehamilan Anak Pertama Sungguh Mendebarkan! Pengertian dan Kerjasama dari Pasangan Sangat Diperlukan


Masa kehamilan anak pertama yang mendebarkan


Perlengkapan bayi yang diperlukan dalam masa kehamilan trimester akhir
Sumber: Terry Cudde, Pixabay.com

Menginjak usia kehamilan yang ke-5 bulan, gejala-gejala ‘morningsickness’ sudah mulai berkurang.  Saya pun mencoba untuk masuk bekerja kembali.  Hari pertama masuk bekerja setelah berdiam beberapa lama di rumah, saya diantar oleh suami.  Sayang sekali, saat baru tiba di kantor,  saya kembali mengalami mual dan wajah menjadi pucat, kami pun memohon izin ke manajer personalia untuk tidak masuk bekerja kembali.
Pada minggu pertama bekerja itu, pernah saya mengalami muntah-muntah pada saat baru masuk bekerja, sekitar pukul 8 pagi.  Akibatnya, baju dan jilbab pun terkena muntah, daaan saya pun kembali izin pulang ke rumah, karena energi untuk bekerja sudah habis.
Demikianlah masa kehamilan saya yang ‘agak merepotkan’ dijalani dengan sabar dan ikhlas.  Namun, selentingan perkataan seorang staf personalia membuat agak terganggu, karena menganggap masa kehamilan ini sebagai alasan agar dapat sering tidak masuk kerja.  Kebetulan staf personalia tersebut masih berstatus belum menikah.  Ternyata, staf personalia tersebut, ketika mengalami kehamilan di kemudian hari, ia mengalami mual dan sakit yang lebih hebat, lho!  Hal ini membuktikan bahwa apa yang saya rasakan waktu hamil, bukanlah alasan karena mau bolos bekerja!
Waktu terus berjalan, dan kehamilan saya pun makin membesar seiring dengan peningkatan usia kehamilan.  Berbagai artikel tentang kehamilan pun saya lahap, tentunya agar lebih memahami tentang proses dan persiapan yang harus dilakukan oleh seorang ibu dalam menyambut kelahiran sang bayi. 
Bahkan, saya punya 1 buku yang diterbitkan oleh majalah Ayah Bunda tentang segala sesuatu yang berkaitan dengan kehamilan, lho!  Di buku ini dijelaskan tentang proses perkembangan bayi dalam kandungan selama 9 bulan, hal-hal yang harus dipersiapkan ketika akan melahirkan,  keluhan-keluhan yang biasa diderita oleh ibu hamil.  Hal ini diperlukan untuk lebih siap dan lebih mengetahui segala sesuatu terkait dengan kehamilan.  Saya juga membaca menu-menu makanan yang sebaiknya dikonsumsi oleh ibu hamil.
Susu khusus untuk ibu hamil dengan ikhlas saya minum, demi calon buah hati yang sehat, walau sebenarnya saya tidak suka minum susu.  Selain itu, makanan bergizi, buah-buahan, bubur kacang hijau, dan lain-lain yang bermanfaat untuk kesehatan bayi, tak lupa disantap.
Pada masa-masa ini kontrol kehamilan setiap bulan sekali, agar mengetahui perkembangan kesehatan ibu dan calon bayi.  Hal ini juga dilakukan untuk mengantisipasi jika terjadi gangguan kesehatan dalam masa kehamilan ini.  
Sangat senang pada masa kehamilan ini, kulit menjadi lebih cerah dan wajah menjadi ‘terasa’ lebih cantik seiring dengan berat badan yang makin bertambah.  Dengan penampilan seperti ini, maka teman-teman menebak-nebak, bahwa bayi yang saya kandung adalah perempuan, dengan alasan ‘terlihat lebih cantik’!  Apapun bayi yang dikandung, baik perempuan atau laki-laki, kami selalu bersyukur atas titipan dan amanah dari Allah ini!

Usia kehamilan 5 bulan

Menginjak usia kehamilan ke-5 bulan, gerakan bayi di dalam perut sudah mulai terasa, lho!  Menurut majalah Ayah Bunda yang saya baca, calon ibu yang baru hamil anak pertama, biasanya belum terlalu menyadari gerakan bayi yang dikandungnya.  Biasanya ibu yang baru pertama hamil baru menyadari gerakan bayi di dalam kandungan pada usia kehamilan 5 bulan.  Namun, pada kehamilan berikutnya, ibu hamil akan menyadari gerakan bayi, ketika usia kehamilan 4 bulan.
Kami sangat bahagia, ketika mengetahui gerakan bayi yang cukup aktif.  Jika mendengar suara musik, gerakan bayi di kandungan akan bergerak sesuai dengan irama musik. Jika iramanya slow, maka gerakan bayi cenderung tenang, namun, jika irama musiknya menghentak, maka gerakan bayi akan aktif mengikuti irama musik. 
Nah, seperti biasa, ketika setelah selesai menunaikan shalat Maghrib, saya dan suami berbaring sambil mendengarkan lantunan ayat suci Al Qur’an, berzikir, melatunkan shalawat Nabi atau membaca ayat kursi.  Hal ini dilakukan sambil menunggu waktunya menunaikan shalat Isya.  Pada masa ini gerakan bayi didalam kandungan sangat tenang. 
Namun, jika tangan ayahnya menyentuh perut, maka bayi di dalam perut akan bergerak,  memberikan reaksi terhadap sentuhan ayahnya.  Wah, takjub sekali kami melihat hal ini, tidak menyangka Allah berbaik hati segera menitipkan dan mengamanahi bayi kepada kami secepat itu!

Usia kehamilan 7 bulan

Melihat perkembangan kehamilan, dengan melihat perkembangan perut yang semakin hari semakin membuncit, semakin membahagiakan kami.  Pada usia kehamilan 7 bulan, dokter kandungan saya meminta untuk memeriksa kandungan menjadi 2 minggu sekali, dan juga melakukan USG (Ultra Sonografi) untuk melihat perkembangan bayi dan kesehatan bayi. 
O, iya, bahagia sekali memiliki suami yang Siaga (Siap antar jaga), sehingga setiap memeriksakan perkembangan kandungan selalu ditemani oleh suami.  He he he tidak terbayangkan memeriksa kandungan ke dokter kandungan laki-laki sendirian, tanpa ditemani oleh suami.  Suami selalu tanggap dengan perkembangan kehamilan atau pun keluhan yang mengiringinya.  Hal ini membuat saya lebih tenang dalam menghadapi kehamilan, lho!
Selain punya buku khusus tentang kehamilan yang lengkap, saya pun berlangganan majalah Ayah Bunda. Majalah tersebut tentang anak dan bunda yang cukup ngetrend  pada waktu itu.  Banyak informasi yang diberikan, seperti makanan untuk ibu hamil, olah raga untuk ibu hamil, makanan bayi, kesehatan ibu hamil, maupun kesehatan anak, bahkan keadaan psikologis ibu atau pun anak.  Hubungan keluarga juga merupakan topik majalah ini.  Saat ini, ibu-ibu hamil masa kini bisa mencari berbagai macam informasi melalui situs-situs tentang ibu dan anak di internet.
Satu masalah terjadi pada saat usia kehamilan 7 bulan, tiba-tiba saya merasa sesak napas.  Karena, tidak ada orang di rumah, maka suami meminta keponakannya, Billy untuk mengantar ke rumah sakit, dimana sudah menunggu mami dan papi yang akan menemani saya periksa ke dokter.  Alhamdulillah menurut dokter penyakit dalam yang memeriksa saya, rasa sesak yang dirasakan bukanlah merupakan penyakit yang mengkhawatirkan.
Ternyata, menurut dokter kandungan, ketika melakukan konsultasi tentang kehamilan, posisi bayi saya cenderung sungsang dan agak terlilit ari-ari.  Menurut beliau, ditunggu perkembangan berikutnya, dan beliau pun meminta saya agak lama dalam posisi sujud agar bayi ‘menempati posisi yang seharusnya’.  
Saya pun mempraktekkan saran dosen tersebut, setiap shalat, saya agak lama di posisi sujud, walaupun agak sulit, karena kandungan yang sudah makin membesar.  Bangun tidur, saya tidak langsung turun dari tempat tidur, akan tetapi mempraktekkan posisi sujud, hal ini diharapkan agar bayi menempati posisi ‘seharusnya’ di kandungan.  Alhamdulillah akhirnya posisi bayi saya menempati ‘posisi yang seharusnya’.

Pada masa ini, kami sudah mempersiapkan barang-barang keperluan bayi kami kelak, seperti baju, popok, celana, selimut, kaus kaki, dan lain-lain.

Usia kehamilan 8 bulan

Menginjak usia kehamilan ke-8 bulan, ujung-ujung jari kaki bayi saya tercetak jelas di bagian atas perut.  Ketika konsultasi ke dokter kandungan, beliau menyatakan kehamilan saya berkembang baik dan bayi yang dikandung pun sehat. 

Pada masa kehamilan ini, kami mulai mempersiapkan perlengkapan yang akan dibawa kelak jika melakukan proses persalinan di rumah sakit di masukkan dalam 1 tas berukuran besar.  Hal ini akan memudahkan, jika harus tiba-tiba ke rumah sakit, karena sang jabang bayi akan segera lahir.  Sehingga tanpa berfikir panjang, kami tinggal mengangkat tas tersebut ke rumah sakit tujuan.

Usia kehamilan 9 bulan

Minggu-minggu menjelang kelahiran adalah waktu yang makin mendebarkan, betapa tidak, kandungan makin besar, berjalan, tidur atau pun melakukan kegiatan lain makin berat, semakin memberatnya kandungan.  Lantunan do’a selalu dilayangkan untuk kesehatan, serta keselamatan sang jabang bayi tercinta.
O, iya beberapa hari menjelang kelahiran, ada kejadian yang menkhawatirkan, baik bagi saya, maupun asisten rumah tangga yang menemani.  Kejadian apakah itu?  Yuk, kita baca di episode berikutnya!

#Blogjadibuku
#Day5





19 comments:

  1. idealnya sih di kehamilan berapapun usianya suami harus perhatian ya, tapi memang kehamilan pertama spesial :))

    ReplyDelete
  2. iya bener, masa kehamilan anak pertama itu bapernya level akut hehehe

    ReplyDelete
  3. Sama lho! Aku juga pas hamil anak pertama itu rasanya gimana gitu. Kalo suami nggak pengertian bisa banget baper seharian

    ReplyDelete
  4. Amiiin untuk hastag #BlogJadiBuku nya mbak :) semoga segera menjadi buku ya
    Ditunggu juga kelanjutan ceritanya

    ReplyDelete
  5. perlu banget dukungan suami. sebab selama hamil rasanya emosi juga bergejolak. kalau diredam suami, jadi nyaman rasanya

    ReplyDelete
  6. kalau di eropa sana, saat pasangannya hamil, sang suami menjelaskannya "we are pregnant"
    kalimat simple sih tapi untuk saya bermakna, karena suami akan mencoba memposisikan dirinya saat istrinya hamil, sehingga perhatian lebih akan diberikan.

    ReplyDelete
  7. Asli ini bener banget. Jadi kebayang dulu rempongnya dan inginnya serba perfect. Lebih manja karena jauhan sama suami.

    ReplyDelete
  8. Kehamilan pertama memang tidak terlupakan ya mba. Btw penasaran sama cerita episode selanjutnya ada apa ya mba :D

    ReplyDelete
  9. Setuju banget mba, kehamilan pertama itu bagiku something spesial yang nano-nano rasanya. Meski, rasa cemas dan galau lebih mendominasi ya, tapi maklumlah namanya juga hal baru. Apalagi ini spesial banget hehe

    ReplyDelete
  10. Dukungan suami sangat dibutuhkan saat kehamilan..

    Tak hanya itu, saat menyusui pun juga butuh dukungan suami..

    Ngurus anak juga..

    Kan bikinnya berdua, urusnya juga harus berdua dong


    Hehe

    ReplyDelete
  11. Sebenernya pengen tahu cerita selanjutnya, cuma berani gak yah nanti bacanya, hix..berdebar

    ReplyDelete
  12. Kehamilan itu emosi memang sering berubah-ubah. Dan dukungan keluarga dalam hal ini suami sangat penting. Trimester pertama banyak keluhan, trimester kedua paling nyaman, ketiga deg2an lagi karena mau launching. Ya begitulah siklusnya..

    ReplyDelete

  13. Ini bener banget mba saya bahkan punya pengalaman anak pertama saya meninggal saat dilahirkan ..karena keracunan air ketuban .jadi saat hamil kita bner2 harus mendapatkan dukungan seluruh kluarga agar ibu hamil bisa kuat menghadapi persalinan

    ReplyDelete
  14. Iya banget, kehamilan anak pertama memang berkesan banget. Aku, udah punya 4 anak, dan hamil anak pertama udah hampir 18 tahun lalu, kenangannya masih aja inget. Malah hamil anak selanjutnya yang lupa. Dan iya banget, dukungan pasangan, keluarga, dan orang di sekitar kita sangatlah penting.

    ReplyDelete
  15. Bersyukur banget ya mbak akhirnya posisi bayi juga bisa sebagaimana mestinya. Alhamdulillah.

    ReplyDelete
  16. Happy banget baca cerita masa-masa kehamilan.
    Yang teringat jelas di ingatanku bahwa kehamilan pertama itu, mashaAllah~
    Istimewa.

    Bukan berarti yang kedua dan seterusnya engga loo..
    Tapi kan pengalaman pertama gituu...

    Barakallahu fiikum~
    Semoga lancarlancar selalu.

    ReplyDelete
  17. Saya banget ini, Kehamilan pertama membuat kita antusias sekaligus ketakutan... Alhamdulillah ada banyak dukungan dari suami dan lingkungan sekitar

    ReplyDelete
  18. Duh perjuangan nya mbak selama hamil bikin terharu deh, alhamdulillah ya banyak yang support mbak selama melalui masa kehamilan

    ReplyDelete
  19. Aku juga bakal deg2an nih hamil Anak pertama, rasanya amazing banget pasti ada kehidupan lain di perur, alhamdulillah banyak yang support ya kak

    ReplyDelete