Pernah dengar tentang Gado-gado Boplo? Yup, restoran dengan merek makanan tradisional ini, mungkin satu dari sedikit resto yang membawa nama gado-gado sebagai mereknya. Berawal dari rumah di gang sempit di Jalan Kebon Sirih, Gado-gado Boplo kini telah memiliki 11 outlet atau cabang di Jakarta!
Gado-gado Boplo, Sejarah, dan Perkembangannya
Perkembangan Restoran Gado-Gado Boplo |
Berawal dari sebuah rumah di gang sempit di Jalan Kebon Sirih, Juliana Hartono, pendiri Gado-Gado Boplo memulai dengan usaha tradisional. Mengapa memilih gado-gado? Karena memiliki pengolahan yang mudah. Kepiawaiannya dalam mengolah bumbu makanan khas Betawi ini membuat makanan olahannya cepat dikenal oleh tetangga-tetanga di sekitar rumahnya.
Bisnisnya dimulai dengan modal Rp. 500,00, dan harga per-porsi Rp. 25,00. Saat ini gado-gado hasil racikannya merupakan makanan favorit para pejabat dan selebritis.
Juliana Hartono, pendiri Gado-gado Boplo |
Pada suatu hari ada seorang pelanggan minta dibuatkan gado-gado tetapi menggunakan segenggam kacang mete yang dia bawa. Ternyata hasilnya, bumbu gado-gado menjadi lebih gurih dan lezat. Sejak itu, Juliana menggunakan kacang mete pada bumbu gado-gadonya.
Menggunakan Merek Gado-Gado Boplo
Karena usahanya makin meningkat, pada tahun 1985, usaha Juliana pun pindah ke sebuah garasi milik kerabat di daerah Wahid Hasyim. Merek Boplo, ia gunakan, karena di sekitar wilayah tersebut, ada sebuah pasar yang bernama Pasar Boplo. Sejak saat itu, Gado-Gado Boplo digunakan sebagai merek usahanya.
Semakin bersemangat mengembangkan usaha, perempuan kelahiran Jakarta, 7 Juli 1944 ini juga menyajikan nasi rames dan Soto Betawi dan telah memiliki 5 orang karyawan.
Bersama putera sulungnya, Calvin Hartono, Juliana mengembangkan bisnisnya, sehingga pada tahun 2004 berhasil mendirikan Restoran Gado-Gado Boplo pertamanya. Restoran tersebut terletak di Jalan Barito, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan.
Calvin Hartono, Direktur Gado-gado Boplo |
Gado-Gado Boplo |
Sejak saat itulah Restoran Gado-Gado Boplo bertransformasi menjadi sebuah restoran modern, dengan fasilitas, serta tempat yang nyaman. Namun demikian, gado-gado tetap menjadi menu andalannya
Suasana Restoran Gado-gado Boplo yang nyaman Sumber: Dokumen Pribadi |
Saat ini, Gado-gado Boplo telah memiliki 11 cabang yang tersebar di Jakarta. Namun, menurut Juliana, seperti dikutip dari Berita Satu.com, perjalanan bisnisnya pernah mengalami jatuh dan bangun. Berbagai permasalahan yang pernah dihadapi, seperti, perselisihan dengan investor, sumber daya manusia yang belum dihadapi, dan lain-lain.
Dinding Resto yang instagrammable Sumber: Dokumen pribadi |
Prestasi yang pernah dicapainya adalah Indonesian Creative and Innovative Award untuk kategori makanan yang diraih pada tahun 2006.
Salah satu sudut di Resto Gado-gado Boplo yang instagrammable Sumber: Dokumn pribadi |
Juliana memiliki visi dan misi "Menjadikan masakan tradisional menjadi tuan rumah di negerinya sendiri dan mampu mengharumkan nama bangsa di luar negeri". Oleh karena itu, ia hanya bersedia bekerja sama dengan investor yang memiliki visi dan misi sama dengannya untuk go internasional, membuka resto di negara tetangga, dan negara-negara lainnya.
So, penasaran dengan Gado-gado Boplo yang telah bertransformasi memiliki 11 cabang ini? Penasaran dengan sudut-sudut resto ini yang instagrammable? Kunjungi saja caban-cabangnya yang terdekat!
Dari menu sederhana, menjadi luar biasa. Tidak ada yang tidak mungkin ya kak. Bahkan, hanya sekedar gado-gado sampai punya 11 cabang. Keren.
ReplyDeleteiya, mbak Yuni, yang penting mau usaha
DeleteLegend memang Gado-hado Boplo ini. Aku pernah makan di cabangnya belum di pusatnya. Memang istimewa rasanya. Dan standar di tiap cabang sama. Maka tak heran sampai sesukses sekarang. Konsisten dalam.produk dan layanan
ReplyDeleteKlo dilihat dri usia, seniornya indonesia hehehe kasih jempol 10 deh untuk orang2 yang sukses di bisnis, apalagi kuliner asli indonesia. Salah satu cara melestarikan budaya juga
ReplyDeleteAku pernah makan di salah satu cabangnya, dan menurutku enak banget. Salut sama resto yang bertahan dengan menu tradisional di tengah tren orang berlomba-lomba makan menu asing.
ReplyDeleteBelum pernah nyoba sih cuma tahu banget sudah tersohor namanya. Gado gado ya boplo. Daaan aku baru tahu juga yg khasnya krn dia pake kacabg mete yaa
ReplyDeleteUsaha itu kalo ditekuni & konsisten bisa sukses ya. Jadi pengen nyobain Gado-gado Boplo, tapi kapan ya aku ke Jakarta?
ReplyDeleteWah...perjalanannya panjang yaa Gado² Boplo. Dari rumah sederhana sampai bisa buka 11 cabang. Terus anak²nya mau melanjutkan usaha. Ini keren...Di Bandung ada ga ya cabangnya?
ReplyDeleteAku belum pernah nyoba, tapi memang hits banget Gado-Gado Boplo ini. Temenku bela-belain datang dari daerah buat nyobain. Ya elah, segitu penginnya, hahaha. Tapi kalau sudah penasaran memang harus mampir sih. Mumpung ke Jakarta.
ReplyDeleteSalut bgt dengan pengusaha ini. Gado gado lho bisa dijadikan bisnis sebesar itu.semamgat Perjuangannya perlu dicontoh.
ReplyDeleteJadi penasaran dengan rasanya
Wah.. pakai kacang mete lebih enak? Hmm.. jadi pengen nyoba bikin nih. Baru denger nih kacang mete atau beda buat sambal atau kuah gado-gado. Hehe jadi penasaran
ReplyDeleteKeren, yaaa bisnisnya mampu bertahan sekian lama.
ReplyDeleteKalau di Bandung sini, gado-gado Tengku Angkasa yang enak dan porsinya buanyak banget. Kurang tahu juga sejak kapan dia berdiri, kalau rumahnya sih rumah lama.
Sering saya mendapatkan cerita seperti Gado-gado Boplo. Berawal dari tempat yag sederhana lalu berkembang jadi besar dan memiliki banyak cabang.
ReplyDeletePasti ownernya bisa mempertahankan kualitas, jadi bisa makin berkembang.
Namanya unik ya. Gado-gado Boplo :)
ReplyDeleteMenurut saya, ini makanan yg lebih sehat lah daripada bakso. Seharusnya jadi makanan favorit masyarakat Indonesia juga :)
Saya suka gado-gado mbak. Nama tempatnya juga unik, Boplo hehe.
ReplyDeleteCoba ada cabang di Surabaya, ku samperin itu mbak.
Ihhh beneran bikin aku penasaran loh rasa gado-gado boplo itu kek gimana. Akukan penggemar sayuran.. Di jogja belum ada ya...
ReplyDelete